Sajak Kerinduan
Kau berdiri menatap lentera,
namun dengan pandang pilong
layaknya presiden bersajak tentang revolusi namun
tanpa demokrasi
tanpa kebebasan dan tanpa kesejahteraan
Kau takkan pernah menyadari, tentang luka
tentang sesayat luka hati yang terbungkus daun pisang
jika terbayang parasmu dalam bianglala senja sore ini
kerinduan ini menggerogoti dan melumpuhkan syarafku
meracuni segala ruang dalam sendi tubuh ini
melucuti semua kenang dalam pandang malam
itulah aku bersama kerinduanku
dekap aku hingga suara adzan tak lagi terngiang
ditelingaku
03 Juni 2014
18:30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar