Rabu, 04 Juni 2014

Puisiku

Sajak Kerinduan


Kau berdiri menatap lentera,
namun dengan pandang pilong
layaknya presiden bersajak tentang revolusi namun tanpa demokrasi
tanpa kebebasan dan tanpa kesejahteraan

Kau takkan pernah menyadari, tentang luka
tentang sesayat luka hati yang terbungkus daun pisang
jika terbayang parasmu dalam bianglala senja sore ini
kerinduan ini menggerogoti dan melumpuhkan syarafku
meracuni segala ruang dalam sendi tubuh ini
melucuti semua kenang dalam pandang malam
itulah aku bersama kerinduanku
dekap aku hingga suara adzan tak lagi terngiang ditelingaku

03 Juni 2014
18:30

Tidak ada komentar:

Posting Komentar