Kamis, 30 Mei 2013

Cerpen cinta

Cowok Berlidah Setan

Sang surya berputar dan bersembunyi dibalik tirai bumi, saat itulah aku berjalan dari timur menuju arah yang tak tentu. Bingung memikirkan sesuatu yang tak pasti terjadi. Banyak masalah yang sedang aku alami sekarang, mulai dari perpisahan orang tuaku sampai dikeluarkannya aku dari kampus biruku tercinta. Kenalkan namaku fia rosalina, temanku biasa memanggilku fia. Sewaktu masa SMP dan SMA aku dijuluki putri malu. Seorang anak yang terkenal karena kepintaran dan rasa malunya. Cantik sih memang, tetapi karena kecantikanku ini aku merasa kurang pede ketika bersebelahan apalagi berkenalan dengan seorang cowok. Masa-masa indah waktu SMP lebih sering aku luangkan untuk bercanda gurau dan bermain-main dengan teman-teman narsisku. Barulah semasa aku SMA aku baru mengenal apa itu cinta. Sendu, pilu, gundah, sampai perasaan galau pernah aku rasakan. Dan klimaksnya aku berkenalan dengan seorang cowok yang bernama dani rolando. Dia keren, cakep, dan juga pintar. Awal mula pendekatanku dengan dia adalah sewaktu dia bermain kerumah,  tampak perasaan sayang dan rasa kagum dia ke aku sangatlah tak bisa disembunyikan.
Fia? Kemarin ada pr apa???’’tanya dani.
Pr matematika dan, kemarin kenapa kamu tidak masuk sekolah?’’tanyaku.
Aku kemarin sakit demam soalnya fi..”jawabnya
Ehmb..,” batinku berdebar saat berbincang-bincang dan menatap kedua matanya.
Satu jam kemudian..,
            Fia? Aku pulang dulu yah, udah siang soalnya’’ pamitnya.
            Oke dan, hati-hati yak..”jawabku.

Mentari pun timbul perlahan dari ufuk timur, suara ayam berlomba tuk berteriak membangunkan roh-roh yang tertidur pulas. Walau terlihat tampak malu-malu tetapi begitu indahnya sinar yang mentari hasilkan. Jam pelajaran pun dimulai, tampak begitu terasa berat kepala ini aku tegakkan tuk mengerti ilmu dan rekayasa yang ibu guru ajarkan.
Teng-teng-teng..,(Jam sekolah pun terbunyi)
Lesu, letih, dan lapar nampaknya melandaku, bergegaslah aku berjalan keluar kelas.
Fia...”panggil dani.
Iyah dan, ada apa?’tanyaku.
Kamu mau pulang yah fi, bareng aku ajah sekalian kita cari makan?”ajaknya.
            Hemb, oke dan. Ayo...
Sesampailah disana, aku dan dani mengobrol santai. Sambil menikmati semangkuk soto ditemani secangkir es teh. Dani bercerita banyak tentang pelajaran yang dia dapatkan hari ini. Begitulah denganku, akupun bercerita banyak tentang keadaanku siang ini.
Tiba-tiba terkejutlah aku mendengar perkataannya,
            Fia?’’panggilnya.
            Iyah dan, kenapa?’’jawabku.
            Mau nggak kamu jadi cewekku, terus terang dari dulu aku sudah punya peraasaan sayang ke kamu tapi aku takut untuk merasakannya. Maaf ya fia kalau aku bilang lancang seperti ini ke kamu.’’jelasnya.
            Dan aku menjawab pertanyaanya.
Iyah dan aku mau jadi cewek kamu!’’jawabku. (Aku pun menjadi diliputi perasaan malu, bingung, tetapi juga senang)
Dan disaat itulah aku resmi berpacaran dengannya...
            Tepat 7 juli 2007, hari jadiku dengannya. Kami berencana untuk makan malam bersama sambil jalan-jalan. Rintikan hujan yang pada saat itu menyirami kota malang tak membuat kami merasakan dingin. Karena disitulah aku merasa sangat hangat akan pelukannya. Aku merasa sangat menyayanginya, mungkin karena dia cinta pertamaku. Hehehe...
            28 Agustus 2007, entah kebenaran atau memang kuasa tuhan pada saat itu juga aku satu sekolah dengan dani, aku merasa seneng banget satu sekolah dengannya. Nampak seperti malaikat penjagaku dia, selalu menemaniku disaat aku sedang dalam kondisi suka maupun duka.
            Sampai suatu ketika aku merasa aneh dengan perubahan sikapnya akhir-akhir ini. Dia jadi jarang sms, telfon, maupun megajakku keluar seperti sedia kala. Aku mencoba tuk mengerti dan masih bisa mengendalikan perasaanku, “ohh.. mungkin dianya sibuk?!!”. Tapi lama kelamaan dia semakin berubah total ke aku, dia tak menunjukkan kasih sayangnya ke aku seperti dulu. Dan akhirnya aku mengetahui sendiri didepanku bahwa dia selingkuh dengan sesil, teman akrabku sendiri. Betapa hancurnya perasaanku saat itu, orang yang aku sayangi mengkhiatiku. Dia mencoba tuk menjelaskan kondisi saat itu, tetapi aku pun sudah tak bisa lagi memaafkan dan kembali kepadanya lagi.
            Cukup sudah, aku tak mau lagi kepadamu. Kamu yang aku sayang selama ini begitu teganya mengkhianatiku dari belakang. Sungguh tega kamu!!!”kataku padanya.
Tapi, dengarkan dulu penjelasanku???”jawabnya.
Sudah, sudah... terlalu perih hati ini tuk menerimamu kembali. Aku sebenarnya masih sayang tapi maaf kita tak bisa kembali bersama seperti dulu lagi. Sakit dan perasaanku sekarang?!!”jawabku.  T_T
           
            Dan dari situlah aku merasakan ketakutan bila berhubungan dengan seorang cowok. Aku takut dikhianati, aku takut disakiti lagi. Mungkin kalau sakitnya seperti demam anak bayi saja aku maih kuat, tetapi ini perasaan ini soal hati ke hati. Sangat sulit tuk bisa melupakannya.
2 tahun kemudian,
            Selama perjalanan air dari hilir sungai hingga menuju lautan samudra, aku tak berusaha tuk mengenal apa itu cowok. Masih terngiang akan sosok dani, sosok cowok yang tega meracun dan membunuh perasaanku. Tak ada sekali pun cowok yang hadir dalam kehidupanku setelah aku berpacaran dengan dani. Begitu juga dengan mamaku. Dia juga merasa kesepian setelah kurang lebih 8 tahunan memutuskan untuk berpisah dengan papaku. Entah kenapa alasannya mereka memutuskan untuk berpisah. Karena pada saat itu aku masih kecil, dan masih dibutakan dengan omongan-omongan palsu kedua orang tuaku.

Aku memutuskan untuk memperdalam keilmuanku saja tentang psikologi, semoga bisa membantu kaum hawa yang banyak disakiti kaum adam....


Bersambung...,


           
                                                                                                Novrisha Widya Rikyanto
                                                                                                125110700111023

                                                                                                30 Mei 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar