Cowok Berlidah Setan
Sang
surya berputar dan bersembunyi dibalik tirai bumi, saat itulah aku berjalan
dari timur menuju arah yang tak tentu. Bingung memikirkan sesuatu yang tak
pasti terjadi. Banyak masalah yang sedang aku alami sekarang, mulai dari
perpisahan orang tuaku sampai dikeluarkannya aku dari kampus biruku tercinta.
Kenalkan namaku fia rosalina, temanku biasa memanggilku fia. Sewaktu masa SMP
dan SMA aku dijuluki putri malu. Seorang anak yang terkenal karena kepintaran
dan rasa malunya. Cantik sih memang, tetapi karena kecantikanku ini aku merasa
kurang pede ketika bersebelahan apalagi berkenalan dengan seorang cowok.
Masa-masa indah waktu SMP lebih sering aku luangkan untuk bercanda gurau dan
bermain-main dengan teman-teman narsisku. Barulah semasa aku SMA aku baru
mengenal apa itu cinta. Sendu, pilu, gundah, sampai perasaan galau pernah aku
rasakan. Dan klimaksnya aku berkenalan dengan seorang cowok yang bernama dani
rolando. Dia keren, cakep, dan juga pintar. Awal mula pendekatanku dengan dia
adalah sewaktu dia bermain kerumah,
tampak perasaan sayang dan rasa kagum dia ke aku sangatlah tak bisa
disembunyikan.
Fia?
Kemarin ada pr apa???’’tanya dani.
Pr
matematika dan, kemarin kenapa kamu tidak masuk sekolah?’’tanyaku.
Aku
kemarin sakit demam soalnya fi..”jawabnya
Ehmb..,”
batinku berdebar saat berbincang-bincang dan menatap kedua matanya.
Satu
jam kemudian..,
Fia? Aku pulang dulu yah, udah siang
soalnya’’ pamitnya.
Oke dan, hati-hati yak..”jawabku.
Mentari
pun timbul perlahan dari ufuk timur, suara ayam berlomba tuk berteriak
membangunkan roh-roh yang tertidur pulas. Walau terlihat tampak malu-malu
tetapi begitu indahnya sinar yang mentari hasilkan. Jam pelajaran pun dimulai,
tampak begitu terasa berat kepala ini aku tegakkan tuk mengerti ilmu dan
rekayasa yang ibu guru ajarkan.
Teng-teng-teng..,(Jam
sekolah pun terbunyi)
Lesu,
letih, dan lapar nampaknya melandaku, bergegaslah aku berjalan keluar kelas.
Fia...”panggil
dani.
Iyah
dan, ada apa?’tanyaku.
Kamu mau pulang yah fi, bareng aku ajah
sekalian kita cari makan?”ajaknya.
Hemb, oke dan. Ayo...
Sesampailah
disana, aku dan dani mengobrol santai. Sambil menikmati semangkuk soto ditemani
secangkir es teh. Dani bercerita banyak tentang pelajaran yang dia dapatkan
hari ini. Begitulah denganku, akupun bercerita banyak tentang keadaanku siang
ini.
Tiba-tiba
terkejutlah aku mendengar perkataannya,
Fia?’’panggilnya.
Iyah dan, kenapa?’’jawabku.
Mau
nggak kamu jadi cewekku, terus terang dari dulu aku sudah punya peraasaan
sayang ke kamu tapi aku takut untuk merasakannya. Maaf ya fia kalau aku bilang
lancang seperti ini ke kamu.’’jelasnya.
Dan
aku menjawab pertanyaanya.
Iyah dan aku mau jadi cewek kamu!’’jawabku.
(Aku pun menjadi diliputi perasaan malu, bingung, tetapi juga senang)
Dan disaat itulah aku resmi berpacaran
dengannya...
Tepat 7 juli 2007, hari jadiku
dengannya. Kami berencana untuk makan malam bersama sambil jalan-jalan. Rintikan
hujan yang pada saat itu menyirami kota malang tak membuat kami merasakan
dingin. Karena disitulah aku merasa sangat hangat akan pelukannya. Aku merasa
sangat menyayanginya, mungkin karena dia cinta pertamaku. Hehehe...
28 Agustus 2007, entah kebenaran
atau memang kuasa tuhan pada saat itu juga aku satu sekolah dengan dani, aku
merasa seneng banget satu sekolah dengannya. Nampak seperti malaikat penjagaku
dia, selalu menemaniku disaat aku sedang dalam kondisi suka maupun duka.
Sampai suatu ketika aku merasa aneh
dengan perubahan sikapnya akhir-akhir ini. Dia jadi jarang sms, telfon, maupun
megajakku keluar seperti sedia kala. Aku mencoba tuk mengerti dan masih bisa
mengendalikan perasaanku, “ohh.. mungkin dianya sibuk?!!”. Tapi lama kelamaan
dia semakin berubah total ke aku, dia tak menunjukkan kasih sayangnya ke aku seperti
dulu. Dan akhirnya aku mengetahui sendiri didepanku bahwa dia selingkuh dengan
sesil, teman akrabku sendiri. Betapa hancurnya perasaanku saat itu, orang yang
aku sayangi mengkhiatiku. Dia mencoba tuk menjelaskan kondisi saat itu, tetapi
aku pun sudah tak bisa lagi memaafkan dan kembali kepadanya lagi.
Cukup
sudah, aku tak mau lagi kepadamu. Kamu yang aku sayang selama ini begitu
teganya mengkhianatiku dari belakang. Sungguh tega kamu!!!”kataku padanya.
Tapi, dengarkan dulu penjelasanku???”jawabnya.
Sudah, sudah... terlalu perih hati ini
tuk menerimamu kembali. Aku sebenarnya masih sayang tapi maaf kita tak bisa
kembali bersama seperti dulu lagi. Sakit dan perasaanku sekarang?!!”jawabku. T_T
Dan dari situlah aku merasakan
ketakutan bila berhubungan dengan seorang cowok. Aku takut dikhianati, aku
takut disakiti lagi. Mungkin kalau sakitnya seperti demam anak bayi saja aku
maih kuat, tetapi ini perasaan ini soal hati ke hati. Sangat sulit tuk bisa
melupakannya.
2
tahun kemudian,
Selama perjalanan air dari hilir sungai
hingga menuju lautan samudra, aku tak berusaha tuk mengenal apa itu cowok. Masih
terngiang akan sosok dani, sosok cowok yang tega meracun dan membunuh
perasaanku. Tak ada sekali pun cowok yang hadir dalam kehidupanku setelah aku
berpacaran dengan dani. Begitu juga dengan mamaku. Dia juga merasa kesepian
setelah kurang lebih 8 tahunan memutuskan untuk berpisah dengan papaku. Entah kenapa
alasannya mereka memutuskan untuk berpisah. Karena pada saat itu aku masih
kecil, dan masih dibutakan dengan omongan-omongan palsu kedua orang tuaku.
Aku
memutuskan untuk memperdalam keilmuanku saja tentang psikologi, semoga bisa
membantu kaum hawa yang banyak disakiti kaum adam....
Bersambung...,
Novrisha
Widya Rikyanto
125110700111023
30
Mei 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar