Senin, 28 April 2014

Puisiku



Trichoderma


Trichoderma hijau
tumbuh besar dihimpitan gedung-gedung raksasa
maklum saja trichoderma import
coba liat saja dalamnya
nampak rapi, dengan siku khas arsitektur luar negeri
perpaduan tata meja dan kursinya pun istimewa
yang harga satuannya hampir 1 milyar
berbanding terbalik dengan fenomena trichoderma yang hidup di pelosok Jakarta
yang nampak kumuh, dengan aroma anyirnya
sungguh ironis

bakteri jantan didalamnya juga tampak necis, dengan sepatu klimisnya
bakteri betina pun tak kalah, dengan atasan putih dan bawahan rok mini
layaknya seperti peramu nikmat belaka
ruang yang seharusnya terbengkalai dengan kertas aspirasi rakyat waktu pileg
kini berubah menjadi banjir kondom
ini kantor  apa SARKEM?

Sungguh istimewa sekali bakteri ini
Liat saja saat sarapan pagi ,
disaat bakteri dipelosok Jakarta harus mengalah dengan menyantap nasi ampok
mereka sibuk dengan menguyah daging khas resto termahal di Jakarta
parahnya, SIM dan Gas Negara pun ia santap
ini bakteri apa TIKUS ?

sampai kapan trichoderma ini urip ing tentrem lan ayem
dengan bakteri yang membantunya untuk hidup
hidup untuk trichoderma dan bakteri dipelosok Jakarta
coba kita tanyakan pada ilalang sekitar!!

29 April 2014

Puisiku



Brokoli

Tentang sebuah brokoli
kulihat terbaring sejuk dilautan terasering
kurasakan sepoi-sepoi tiupan angin
sejuk sunyi
rintihan air coban pun menderai dari ujung bukit
seolah mengobarkan  jiwa-jiwa yang terkhianati oleh kebebasan

tentang sebuah brokoli
nampak segar dalam cakupan
yang terlapisi oleh bekas rengekan rembulan semalam

tentang sebuah brokoli
kubasuh jangat brokoli itu
masih nampak segar seperti tangisan perawan desa sebelah
kubelah
diam,
tercengang
nampak belatung sedang berpesta 
mabuk dengan segenggam botol arak tuban

sedang apa meraka?”tanyaku
heran, namun itu faktanya
ribuan belatung kutemukan sedang mabuk
 ada juga yang sedang bercumbu satu sama lain
dan ada pula yang masih dengan jasnya menikmati sebutir ekstasi

apa itu masih dengan brokoli yang segar?
Atau masih dengan brokoli yang segar namun berborok???

28 April 2014

Selasa, 22 April 2014

Puisiku



Gadis bangsat


10 November
Cita terangkai diatas cadas
menikmati entitas coban canggu
disambi gemercik tirta mengalunkan sendu
awan pekat mengatapi mahkota hati

tentang 10 November
masih diatas cadas
kuberikan peti yang tak lebih berharga dari sehelai pura
kau terima, tersenyum

masih tentang 10 November
menapak selonjor kayu dan besi usang
dan menapak tajamnya berangkal
hingga menuntunmu ke cakrawala
dan masih ku ingat genggamannya

tentang 20 April
tepat di depan coban canggu
kau terbang tinggi, lalu menikam senyumku
hingga ku rasakan getir

tentang kau
janji bangsai diatas cadas!!

23 April 2014

Puisiku



Nikmat Sementara


Dibawah gelap malam
cengkerik bernyanyi, rerumputan mendayu
dua sejoli terbaring, telanjang tanpa alas
sembari bercumbu berpangku nafsu

Dibawah sinar rembulan
dua sejoli terus bercumbu
tiba-tiba si nona pergi
lalu jejaka bercumbulah dengan rembulan
                                                                                                                             
   23 April 2014

Selasa, 08 April 2014

Puisiku



Sajak Pertempuran

Tepat di persimpangan jalan pahlawan



Rumah kecil, dekil menjulang terselip silsilah



Tepat di depan tong bekas depan rumah



yang sengaja tak dipindahkan



lalat, karat, menempel sepantun sakat



terdiam, terlentang



terendap basut yang masih ku rasakan



rupanya ku cium rakyat sedang kesrakat,



ditengah pimpinan autokrat, dan bakir



pada saat itu



 



Tepat di depan tugu pahlawan,



Kasemat membara di bumi JAWA TIMUR



Rakyat mengganyang kaum komunis



 



Arek, arek suroboyo..



Ayok nglawan komunis iko!



Ora usah wedi koen kabeh mati!



Kowe opo tambah ora wedi negerimu sek dijajah inggris?



Merdeka, merdeka..



Allahhu Akbar, Allahhu Akbar..



sepenggal kata dan telunjuk menjulang ke langit



Bung Tomo mengobar tekad arek-arek suroboyo..



 



Belati dan bambu runcing menjadi saksi,



Menjadi saksi menantang kuatnya senapan dan rudal komunis..



 



tepat tanggal 20 November



di persimpangan jalan Pahlawan



Surabaya tersenyum



Rakyat sumringah



03 April 2014