Rabu, 16 Juli 2014

Puisiku



Doa Penyandang Toga Kecil

Masih tercium segar aroma sekar toga kecil
Terlihat senyum manis, ketika asmanya terpampang dalam dunia abstrak
Ketika bulan menjelma mentari
Kami ratusan toga kecil baris berderet
Bersikutan, bersinggungan khayalan satu sama lain
Hanya demi toga yang lebih besar

Purnama mengetuk, panggilan toga besar berdiri tegak tepat di ujung alis
Kami menangis, kami tersenyum, kami gembira
Kami selaraskan pikiran
Kami selaraskan tekad
Kami kuatkan janji didepan fakultas kami

Namun..
Setelah kaki lelah berlari, tangan lelah memikul, jiwa kami bulatkan
Apa yang terjadi ???
Seolah bangunan ini mengoyak tekad kami,
Mencabik-cabik pikiran kami,
Serta merobek senyum harapan kami !!

Tuhan, tolong..
Robeklah mata mereka, bawalah kami beranjak dalam ketabuan ini
Kami bukan monyet, kami bukan kerbau, dan kami juga bukan sapi
Yang seenaknya mereka lucuti,
Karena kami butuh kepastian tuhan..
Kepastian menyandang toga yang lebih besar
Kepastian senyum merekah kembali lagi..

16 Juli 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar