Kamis, 19 Desember 2013

Cerpenku

Kisah Cinta Kikil Mbok Yem (KICIKIMY)



Mentari berjalan menyusuri tapak beraspal, berjalan santai untuk bersembunyi dibalik ilalang. Saat itu aku pulang kuliah, dan mampir ke sebuah gubuk kecil, gubuk kecil milik mbok yem. Dalam gubuk kecil itu terjejer  botol-botol kaca pelepas dahaga, tikar kecil menjadi alas dudukku, lampunya pun tak begitu terik, dan dinding-dinding rapuh melukiskan kisah sejarah gubuk kecil tersebut. Walaupun gubuk itu tidak terlalu besar, namun nasabah setia mbok yem rela mengantri secangkuk kecil kikil bercitra rasa restauran.
Saat itu aku memesan 1 kikil istimewa, yah lumayan lama aku harus menunggu. Pantas saja waktu aku datang tepat jam 5 sore. Tepat ramai-ramainya nasabah mbok yem berebut rasa dari kikilnya. Disela-sela waktu menunggu, tak sengaja aku melihat sosok gadis cantik melamun tepat disudut pojok gubuk kecil ini. Perlahan-lahan aku coba untuk mendekati dan menyebelahinya. Tampak gadis cantik itu meluberkan batinnya lewat kedua bola matanya. Secuil perasaan gundah merubah dan membasahi pelupuk matanya. Bibir tipisnya seperti indahnya lekuk bunga jasmin di padang safana tampak tidak bisa berbohong bahwa dirinya sedang ada masalah. Dengan tekad kuat aku memberanikan diri untuk bertanya namanya, sebut saja sania. Seorang mahasiswi ITB semester 5.
Aku bertanya, “kenapa kamu menangis,san?”
“Aku sedang banyak masalah jun, aku pusing dengan hidupku seperti ini.”jawab sania.
Aku bertanya lagi, “memang kenapa, ceritakan saja padaku, mungkin saja aku bisa membantu?!”.
“jadi beginiluh jun, aku sekarang lagi banyak tugas terus parahnya kemarin orang tuaku juga lagi sakit parah”. Jabarnya
“eembb, cup cupp... sudahlah jangan menangis. Manusia memang di takdirkan untuk menerima dan berusaha mengatasi permasalahan yang sedang ia alami”. Jawabku
“ iyah sih jun, tapi aku tak biasa dengan permasalahan yang seperti ini”. Rintihnya
Kemudian disela-sela aku berbicara datanglah mbok yem dengan pesanan kikilku,
“ini jun kikilmu, ini mbak’e kikil.e sampean..”kata mbok yem.
“makasih mbok yem, oh yah sama es teh 2 yah mbok?”pintaku.
Mbok yem pun kembali ke bilik dapur, dan kami pun kembali berbincang-bincang. Kami mengobrol dengan asyik-asyiknya. Cukup lama kami ngobrol akhirnya sampai aku menamati secuil senyum manis dari gadis ini. Sungguh senang batinku ketika bisa membuat gadis ini tersenyum.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 6 kurang 15 menit, saatnya aku shalat magrib. Dia pun juga mau bergegas pulang, katanya sih mau ngerjakan tugas kuliahnya. Tanpa berpikir lama-lama kami pun berpamitan pulang. Keluar dari masjid, saya pun sempat duduk melamun. Memandangi arah taman depan masjid, yang begitu indah. Di kelilingi bunga-bunga mawar, dan disempurnakan dengan sebuah kolam ikan. Tanpa ku sadari bahwa aku sedang memikirkan gadis cantik tadi. Tersadarlah aku jika tadi aku lupa tak menanyai alamat rumah dan no hpnya.
Namun, jika tuhan memang menyuratkan hatinya untukku suatu saat kita pasti bertemu kembali. Dan aku pun meyakini itu. Sania, dibalik parasmu aku melihat bahwa kau sosok yang tangguh. Melawan kerasnya kehidupan dengan satu senyuman dan tangisan kesahmu.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar