Kamis, 15 Mei 2014

Puisiku



Dari Dara

Tepat di pelataran istana
dengan rembulan yang menyala
serta pawana berlalu-lalang
menyudutkan senyum manyunnya hingga membutakanku

ku sandarkan kesenduhan ini pada tiang-tiang pelataran
sambil berharap duka cinta terusap oleh segelas susu putih
terus ku tatap sudut bangku pelataran ini
sambil berharap embun mengajakku tuk bercengkrama

masih melendeh dalam pelataran ini
sejenak mataku tercolok pada samping tiang nomor tujuh
dara berjilbab nan ayu laksana pelangi diatas pasifik
yah, walaupun masih dengan senyum kecutnya

terdiam aku,
terlamun,
tersayat pukul delapan, sajak tentang cinta di pelataran ini
hingga anganku berontak
dan naluriku mempertemukan dewa dan shinta pada ubun-ubun cakrawala

15 Mei 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar